Fakfak, PASTI Indonesia – Akhir-akhir ini selain diramaikan oleh Pemberitaan Maraknya Korupsi di Kabupaten Fakfak yang diduga melibatkan Bupati Terkait, Mohammad Uswanas. Kali ini tidak kalah Hebohnya persoalan di Fakfak, yakni Petani Buah Pala diresahkan oleh Harga Buah Pala yang semakin tidak menentu.
Buah pala Merupakan Komoditi utama di Fakfak, sehingga masyarakat luas juga menjuluki Fakfak sebagai kota Pala, Agaknya menjadi Rancu disatu sisi Buah Pala mengharumkan nama Fakfak, disisi lain saat ini keresahan para Petani tampaknya tidak berujung dengan Harga Buah Pala yang terus menurun. Ada Apa? dan Siapa yang Bermain Disana? atau memang Persoalan seperti ini sengaja di munculkan elit politik disana guna mengalihkan persoalan Korupsi yang menjadi Sorotan?
Buah Pala sendiri memiliki banyak manfaat, serta sudah menjadi komoditi Ekspor ke Berbagai Negara, di Negara Seperti Malaysia Buah Pala di jadikan Minyak dan Balsem, tentunya setelah melalui proses Panjang, Harga ekstrak dari Buah Pala yang sudah menjadi Produk ini memiliki Nilai yang sangat tinggi. Oleh karena itu sangat disayangkan,bila sampai saat ini Petani Tradisional Buah pala tidak mendapatkan Perhatian serius, dan harus merasakan permainan harga.
Harga Buah Pala yang sekarang semakin tidak menentu, tentu melibatkan banyak “Pemain”, karena bukan menjadi rahasia umum lagi, Mekanisme Pasar Buah Pala ini, Tentunya Perusahaan tidak akan membeli langsung dari Petani Tradisional, biasanya Petani Tradisional ini dibeli oleh Pengepul dengan harga murah, kemudian dari pengepul tersebut di jual kembali ke Perusahaan Lokal kemudian baru perusahaan lokal tersebut mengekspor, atau oleh Pengepul sendiri yang memiliki Badan Hukum dapat langsung mengekspor komoditi tersebut ke mancanegara, tentunya dengan harga yang mencenangkan dan fantastis,bisa menguntungkan 5 sampai 10 kalilipat dari harga beli awal dari Petani. Belum lagi dalam setiap Tahapan, terdapat biaya pungli Oknum tertentu, dan biasanya biaya pungli tersebut oleh Pembeli ditekankan kepada Petani guna mengurangi harga jual modal.
Tentunya untuk memangkas Mekanisme itu dan tidak merugikan Petani Lokal agar tetap dapat bertahan dan melestarikan Fakfak Sebagai Kota Pala, perlu dibuat sebuah Aturan dan Regulasi yang jelas. Namun sayangnya, Tampaknya hingga detik ini, Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Fakfak tampaknya masih sangat Diam, mungkin masih di sibukkan dengan Proyek Pilkada Papua Barat. Atau memang DRPD Kab. Fakfak sudah seperti Lagu Iwan Fals, Datang, Duduk. Diam. Dan Peranan Kepala Daerah juga harus Jelas dalam Memberikan Solusi kepada Petani Lokal, Namun Agaknya Kepala Daerah Yakni Bupati Fakfak masih diam dalam persoalan ini. Mungkin Sakit hati? karena Petani Pala ini mayoritas adalah Barisan Pengkritis Kebijakan Bupati, atau memang Sang Bupati menganggap Komoditi Pala ini tidak memberikan keuntungan Apapun bagi dirinya. Sebagai Kepala Daerah, Sepatutnya Harus bijaksana dan mengesampingkan semua itu, dan Perlu di Ingat Komoditi Buah Pala-lah yang membuat Fakfak dikenal sebagai Kota PALA.
Persoalan Buah Pala di kota Fakfak ini harus segera di-selesaikan, dan tidak boleh dijadikan Polemik supaya Masyarakat luas terutama Petani Buah Pala mendapatkan Jaminan dan Ketenangan. Petani Tradisional Buah Pala Mayoritas yang bertahan hingga detik ini adalah petani yang sudah turun temurun bahkan sebagian menjadi Petani karena Pesan leluhur untuk tetap menjaga dan melestarikan pertanian Buah Pala. Saat ini Para Petani Sendiri sudah membuat Ikatan Petani Buah Pala, dan menuntut agar adanya kejelasan Regulasi terkait penentuan harga supaya ada keadilan antara pembeli dengan Petani, agar tetap menjaga Buah Pala ini sebagai sebuah Komoditi, dan tidak serta merta merugikan petani karena ketidak jelasan harga dan regulasi.
Mengapa Petani Buah Pala Fakfak harus terus di jaga dan di Perhatikan? karena saat ini sudah bukan menjadi Rahasia umum lagi, Konsorsium Pengusaha Besar dari Jakarta berbondong-bondong menuju Papua guna mencoba merubah Pertanian dan Perkebunan di Papua menjadi Perkebunan Sawit yang menguntungkan Pengusaha. Keuntungan Para Pengusaha tentu memberi celah pada Penguasa-Penguasa daerah untuk mengeruk keuntungan Pribadi melalui Penjualan Tanah dan Pemberian Izin. Semoga Saja Harga Pala saat ini yang tidak menentu, bukan merupakan bagian dari Skema Besar untuk merubah Perkebunan dan Pertanian di Papua menjadi Perkebunan Sawit. Oleh Karena itu Harus di Kawal Terus, dan Kekompakan Para Petani Buah Pala di Fakfak harus bersatu, untuk menekan Pemerintah daerah untuk memberikan Jaminan kelangsungan Pertanian Tradisonal Buah Pala ini, serta segera mengeluarkan Regulasi Jelas Terkait Harga. Akhir Kata, Hidup Petani Buah Pala, Selalu Jaga dan Rawat Pesan Leluhur untuk melestarikan Tanaman PALA ini sebagai Komoditi. Karena Dari Buah Pala inilah Dahulu Ratusan Ribu Masyarakat mengantungkan hidupnya. Salam (Arlx)
[ot-caption title=”Tuntutan Petani Tradisional Buah Pala” url=”http://pastiindonesia.org/wp-content/uploads/2016/11/15078575_1509664059048928_1317868925659715935_n.jpg”]