Maju Pilkada Papua Tengah, Trik Willem Wandik Amankan Kasus Korupsinya!

by -824 Views

PASTI Indonesia, Jakarta – Siapa yang tidak kenal Willem Wandik, Bupati Kabupaten Puncak – Papua yang penuh Kontraversial dengan sejumlah Kasus Korupsi, namun seolah tidak pernah tersentuh hukum.

Mulai dari Korupsi dana Bansos Kabupaten Puncak, hingga markup dan Korupsi pengadaan Pesawat Grand Karebo. Kasus yang sempat naik ke permukaan, dan hampir menyeret Willem Wandik sebagai Tersangka, namun berhasil “dimainkan” melalui “Manuver Damai” di Jampidsus Kejaksaan Agung pada tahun 2016.

Memang Willem Wandik ini terkenal cukup licin, dan manipulatif. Contohnya. Pada saat akan maju pada pilkada Kabupaten Puncak 2013, Wandik menempel pada Partai Demokrat (sebagai Partai Penguasa kala itu), kemudian setelah PDI P keluar sebagai Pemenang pada Pilres dan Pileg 2014, Wandik mula-mulai merapat ke PDI, tepatnya setelah “Aroma Korupsi”nya mulai tercium ke Publik.

Willem Wandik, Penikmat Anggaran Mamberamo Raya

Sebagaimana yang telah disinggung di atas, Willem Wandik adalah cukup licin dan licik. Di awal, ketika Demokrat masih sebagai Pemenang Pemilu,Willem Wandik menempel pada Demokrat dengan mendekati Almarhum Demianus Kyeuw-Kyeuw, SH, MH (Bupati Mamberamo Raya, Periode 2011-2016) agar mendapatkan Dukungan Politik dan Pendanaan.

Setelah melalui, “Lobby dan Janji Manis” Pengembalian Dana, alhasil Demianus Kyeuw-Kyeuw pun memerintahkan Thomas AE Ondy yang pada saat itu menjabat sebagai Bendahara Harian Kabupaten Mamberamo Raya serta Bendahara DPD Partai Demokrat wilayah Papua, mengucurkan dana sebesar 16 Milyar Rupiah. Yang di pergunakan untuk kepentingan Dukungan Partai dan Kampanye Willem Wandik pada Pilkada 2013 Kabupaten Puncak.

Tentu tindakan Willem Wandik tidak sendiri, dibantu oleh sahabatnya yang juga merupakan sahabat daripada Thomas AE Ondy, yang bernama Daniel Karetji. (Kontraktor Proyek Kabupaten Puncak). Hingga saat ini, dana tersebut belum di kembalikan.

Ketika Merebak Kasus Korupsi Mamberamo Raya

Ketika kasus Mamberamo terangkat ke publik, dengan ditetapkannya Thomas Ae Ondy sebagai tersangka pada 1 Januari 2017, (yang notabenenya Thomas AE Ondy, ini juga hanya Korban daripada sebuah janji kesetiaan kepada Pimpinan). Tentu Daniel Karetji dan Willem Wandik sangat kuatir TO (panggilan Akrab Thomas Ondy) akan bernyanyi. Jurus lama pun kembali di lancarkan “Janji Manis Penuh Dusta”,agar Thomas Ondy tidak “menyeret mereka” dalam Penyalahgunaan APBD Mamberamo Raya sebagaimana yang di perintahkan oleh Demianus Kyeuw-Kyeuw agar di pergunakan oleh Willem Wandik. Maka melalui Daniel Karetji, Thomas Ondy di minta “Bungkam” mengingat mereka sahabat lama, serta mereka siap membantu semua kebutuhan Thomas Ondy untuk mendapatkan Keringanan Hukuman. Namun Faktanya, setelah Thomas Ondy  “Bungkam” dan semua Proses Hukum telah selesai,dan Thomas Ondy di hukum dengan berat, kedua orang ini pun menghilang bak di Telan Bumi.

Video Pengakuan Thomas Ondy

 

Menjilat Ke Lukmen, Lalu Cari Aman Di Persimpangan Jalan

Sebagaimana yang telah di singgung di atas, Willem Wandik adalah “Pemain Cerdas”, pada saat Demokrat berjaya, dekade 2013-2018. Willem Wandik adalah penjilat ulung di “Kaka Besar” Lukas Enembe, namun setelah PDIP memenangi Pilpres 2014, serta kasus korupsi Kabupaten Puncak mulai terendus ke publik, tepatnya 2016-2017, Willem Wandik mulai “Cari Aman” dengan merapat ke PDIP. Dan Alhasil kini Willem Wandik adalah Kader PDIP.

Serangan Lobby Ke Kejaksaan Agung

Willem Wandik terkesan “untouchable”, kasus Korupsi Pengadaan Pesawat yang telah ramai dan menjadi sorotan serta naik ke penyelidikan, berhasil dia tutup setelah “merapat” ke gedung bundar. hingga detik ini, kasus Pengadaan Pesawat yang  merugikan APBD Kabupaten Puncak, menjadi kasus “Peti Es”.

Ingin maju sebagai Gubernur, Pembangunan Kabupaten Puncak saja Lambat & Mangkrak

Seperti yang pernah di singgung oleh Anggota DPRP Papua, Elvis Tabuni. Kabupaten Puncak dibawah kepemimpinan Willem Wandik, penuh dengan skandal! Bahkan untuk Pembangunan berjalan sangat lambat dan beberapa proyek tampak Mangkrak. Dan aparatur Penegak Hukum sekelas KPK saja sangat terkesan tebang pilih dan bekerja sesuai pesanan! jika pada “Kaka Besar” Lukas Enembe, KPK sangat tegas, namun pada Willem Wandik, KPK seolah bermain mata.

Kader PDIP, Suara Ganjar-Mahfud di Papua Terjun Bebas di Pilpres 2024

Willem Wandik, memang cukup luar biasa membangun Citra di Jakarta, namun faktanya secara Nyata suara Paslon 03 yang di usung PDIP saja terjun bebas di Dapil Papua. Seharusnya hal semacam ini, menjadi perhatian serius PDI P, agar kelak tidak melahirkan Kader yang hanya bersembunyi dibalik nama besar Partai untuk melindungi Korupsinya.

Bupati yang sibuk di Jakarta daripada urus Kabupatennya

Foto Bukti dari NARSUM bahwa yang bersangkutan ada di Hotel yang sama dengan Willem Wandik, dan di Tanggal itu sedang memantau Willem Wandik
Foto Bukti dari NARSUM bahwa yang bersangkutan ada di Hotel yang sama dengan Willem Wandik, dan di tanggal itu sedang memantau Willem Wandik

Dari pantauan PASTI Indonesia baru-baru ini, Willem Wandik lebih lama dan lebih banyak berada di Jakarta. Bukti ini di dapatkan langsung oleh narsum PASTI Indonesia pada tanggal 8 Mei 2024, Willem Wandik kedapatan berada di Hotel REDTOP Pecenongan, Jakarta. Tentunya keberadaan Willem Wandik, tidak lain tidak bukan untuk kepentingan PILKADA Gubernur Papua Tengah 2024. Karena jelasnya tidak ada agenda Pemerintah Pusat dengan Pemda Kabupaten Puncak pada saat itu. Bukan rahasia umum lagi, Willem Wandik lebih banyak berada di luar Kabupaten Puncak. Padahal seorang Bupati, apalagi di wilayah yang membutuhkan perhatian serius seperti Kabupaten Puncak Papua, maka seharusnya lebih Fokus memperhatikan wilayahnya.

Mungkin karena merasa “untouchable”, maka hal-hal seperti demikian wajar untuk seorang Willem Wandik.(sky)

 

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

No More Posts Available.

No more pages to load.