Kedua orang ini tidak bersalah,namun di-kambinghitam-kan sebagai dalang pembunuhan, sedangkan pembunuhnya sendirii sampai sekarangg belum di ketahui. Kedua orang ini mengalami penyiksaan dan penganiayaan selama di tahan dan di BAP agar mengakui perbuatan yang tidak mereka lakukan!
Beberapa berkas penganiayaan telah hilang, karena sudah hampir satu tahun berlalu (sebelum foto ini diambil pada 2012), karena kedua WNI keturunan Tionghoa ini tidak fasih berbicara bahasa indonesia dan membaca tulisan Indonesia, maka kesempata ini dipakai oleh Keparat berseragam Aparat dari Polda Sumut untuk merekayasa BAP Mereka.
sun an, dianiaya setiap malam selama pemeriksaan., sewaktu penangkapan saja tdk ada surat perintah. saat penangkapan om ini di bawa ke markas brimob,didalam dia disiksa seperti binatang, di pukuli terus, dan setiap jam 1 malam dibangunkan dan kemudian kaki tangannya diikat,wajah di lakban dan di pukuli. hingga akhirnya tak kuasa menahan penderitaan, terpaksa menandatangani BAP yg sudah di rekayasa.
Mata sun ini saat ini (2012) mengalami kerusakan, dan setiap harinya terus mengeluarkan air mata. Selama dalam penahanan, setiap malam “Penyiksaan” para penyidik selalu memukuli perut dan bagian mata sun ang. Pada saat foto ini diambil, 2012 lalu, bagian bola mata masih memerah dan tampak sepeti terjadi pembekuan darah.
Bagian belakang tubuh Sun An yang mengalami Hantaman benda tumpul, yakni kursi, oleh pihak penyidik. Sun An sendiri tidak mengetahui siapa yang melakukan itu, karena setiap akan menjalani malam “penyiksaan”, matanya selalu di lakban sebelum menuju ruangan penyiksaan.
Gigi Ang Ho patah saat penangkapan, akibat dianiaya oleh Kapolsek Medan Timur saat itu.
ini tangan angho, yang juga keponakan daripada Ang Ho. Sama seperti Sun Ang, setiap malam Ang Ho dibawa untuk “disiksa” hingga tak kuasa dan terpaksa menandata-tangani BAP yang sudah di siapkan oleh para penyidik.
Bekas sundutan rokok masih membekas, dengan menggunakan Rokok 234 yang masih menyala, penyidik menyudutkan rokok tersebut ke Ang Ho, sehingga Ang Ho sempat berteriak, namun teriakan tersebut disambut dengan Bogeman. Sambil mengatakan, semakin lama tak kau tanda-tangani BAP semakin lama juga kau merasakan nikmat begini.